Ummu Muhammad

Be Smart & Syar'ie

Keutamaan Membaca al-Qur’an sesuai Kaidah Tajwid, Mentadaburi, Mengamalkan dan Menghafalkannya

Gambar diambil dari http://orido.files.wordpress.com

Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah (al-Qur’an), maka ia akan memperoleh pahala satu amal kebajikan. Dan pahala satu amal kebajikan dilipatkan sepuluh kali. Saya tidak mengatakan bahwa ‘Alif-lam-mim’ itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim juga satu huruf.” (HR Tirmidzi).

Dari Aisyah r.a ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang membaca al-Qur’an dan ia pandai (hafal) dalam membacanya, ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi suci. Sedangkan orang yang membaca al-Qur’an tetapi ia terbata-bata kesulitan dalam membacanya, ia akan memperoleh dua pahala.” (HR Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada orang-orang yang berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca dan mempelajari al-Qur’an, kecuali mereka akan memperoleh ketentraman, diliputi rahmat, dikitari oleh para malaikat dan nama mereka disebut-sebut oleh Allah di kalangan malaikat.” (HR Muslim dan Tirmidzi).

Dari Abdullan bin Amr bin al-Ash, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “DI akhirat nanti, kepada para pembaca dan penghafal al-Qur’an akan diperintahkan, ‘Bacalah dan naiklah ke surga dan bacalah al-Qur’an dengan tartil seperti engkau membacanya dengan tartil di dunia. Sebab tempatmu di surga berdasarkan ayat yang paling akhir engkau baca”. (HR Abu Daud, Ahmad dan Tirmidzi).

Dari Jabir bin Abdullah r.a bahwa Nabi SAW menyatukan dua orang syuhada Uhud dalam satu liang lahad. Kemudian beliau SAW bertanya, “Dari dua orang ini, mana yang paling banyak hafal al-Qur’an?” Bila ada orang yang dapat menunjukkan kepada salah satunya, maka Nabi SAW memasukkan mayat itu lebih dahulu ke liang lahad. (HR Bukhari, Abu Daud dan Tirmidzi).

Dari Ibnu Umar r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang hafal al-Qur’an itu seperti orang yang mempunyai unta terikat. Bila mau menjaga unta itu, ia harus memegangnya. Bila unta itu dibiarkan terlepas, ia juga akan pergi.” (HR Bukhari, Muslim dan Nasa’i).

Dari Utsma bin Affan r.a ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR Bukhari, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ad-Darimi).

Dari Abu Umamah al-Bahili r.a. ia berkata, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah al-Qur’an, karena ia pada hari kiamat nanti akan datang untuk memberikan syafa’at kepada sahabatnya (orang yang akrab dengan al-Qur’an)”. (HR Muslim).

Kesimpulannya, kebutuhan kita terhadap al-Qur’an ialah membaca sesuai kaidah tajwid, menghayati kandungan, mengamalkan pesan dan menghafalkannya. Belajar al-Qur’an secara benar tidak cukup dengan sekedar membaca sendiri buku tajwid, panduan belajar seperi Qiroati dan Iqro’, atau dengan mendengarkan kaset maupun VCD. Metode yang benar telah dicontohkan langsung oleh Jibri dan Rasulullah SAW. Setelah menerima al-Qur’an dari Allah SWT, Jibril mengajarkannya kepada Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah SAW mengajarkannya kepada sahabat, dan para sahabat mengajarkannya kepada tabi’in dan bertahan seterusnya hingga akhir zaman. Inilah yang disebut metode talaqqiy musyafahah, belajar dengan bertatap muka kepada seorang guru dan membaca mushaf dari al-Fatihah sampai an-Naas. Allah SWT menegaskan dalam al-Qur’an:

“Sesungguhnya engkau Muhammad, telah benar-benar bertalaqqiy dari Dzat yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui” (TQS. An-Naml : 6)

“Apabila Kami telah selesai membacakanny maka ikutilah bacaannya itu” (TQS. Al-Qiyamah : 18)

Dengan demikian, seorang guru al-Qur’an seharusnya juga seorang yang pernah melakukan talaqqiy musyafahah kepada guru yang lebih senior secara bersambung sampai pada Rasulullah SAW, guru pertama umat Islam. Inilah yang diistilahkan dengan sanad.

Baik metode talaqqiy musyafahah maupun pemahaman arti teori ilmu tajwid, keduanya sangat diperlukan untuk menjaga keaslian al-Qur’an dan menghindarkannya dari segala cacat lafadz maupun makna.

Disadur dari buku Pedoman Tilawah Al-Qur’an (Ilmu Tajwid) oleh Dra. Hj. Ummi Rif’ah Ishaq Al-Hafidzah
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Keutamaan Membaca al-Qur’an sesuai Kaidah Tajwid, Mentadaburi, Mengamalkan dan Menghafalkannya"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top