Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan
Nabi-Nya untuk menolak, memaafkan dan bersabar dengan cara yang baik. Menolak
dengan cara yang baik adalah tidak menyakitkan. Memaafkan dengan cara yang baik
adalah memaafkan tanpa celaan. Sabar yang baik adalah sabar tanpa keluhan.
Ya’qub alaihissalam berkata, “Hanya
kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku” (QS Yusuf : 86)
dan “... maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada
Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan” (QS
Yusuf : 18).
Mengadu kepada Allah tidak bertentangan
dengan sabar yang baik. Di antara doa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam
“Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan
lemahnya kekuatanku, minimnya kemampuanku, kehinaan di hadapan manusia. Engkau
adalah Rabb orang-orang lemah dan Engkau adalah Rabbku, kepada siapakah Engkau
menyerahkanku? Apakah kepada orang yang jauh menerimaku? Ataukah kepada musuh
yang Engkau kuasakan urusanku kepadanya? Jika Engkau tidak marah kepadaku, maka
aku tidak peduli karena maaf-Mu yang dengannya Engkau menerangi yang gelap, dan
padanya akan baik urusan dunia dan akhirat agar murka-Mu tidak turun padaku,
atau marah-Mu menimpaku, milik-Mulah segala akibat hingga Engkau ridha” (HR
Ath-Thabrani, Ibnu Adi dan Ibnu Asakir).
Umar bin al-Khaththab radhiyaallahu ‘anhu
pernah membaca dalam shalat shubuh, “Hanya kepada Allah aku mengadukan
kesusahan dan kesedihanku” (QS Yusuf: 86). Lalu beliau menagis
hingga isak tangisnya terdengar sampai shaf paling belakang. Pengaduan ini
berbeda dengan pengaduan kepada makhluk. Diriwayatkan oleh Thawus bahwa beliau
membenci rintihan orang yang sakit, beliau mengatakan bahwa hal tersebut adalah
pengaduan. Dan ketika hal tersebut dibacakan kepada Imam Ahmad saat beliau
sendang sakit yang menyebabkan kepada kematiannya, maka Imam Ahmad tidak pernah
lagi merintih hingga wafat.
Yang demikian itu karena orang yang
mengadu, maka pada waktu yang sama berarti dia meminta agar apa yang menimpanya
segera pergi dan hilang darinya. Padahal manusia diperintahkan untuk memohon
kepada Allah, bukan kepada makhluk-Nya.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
“Maka apabila engkau telah selesai (dari
sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya
kepada Tuhanmulah engkau berharap” (QS. Al-Insyirah: 7-8).
Rasulullah shalallhu ‘alaihi wassallam
bersabda kepada Ibnu Abbas,
“Apabila engkau meminta, maka mintalah
kepada Allah, dan jika engkau memohon pertolongan, maka mohonlah kepada Allah” (HR
Tirmidzi, Abu Daud, Ath-Thabrani dan Ibnu Hibban).
Tatkala manusia diperintahkan untuk
melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya, serta menerima apa
yang ditakdirkan kepadanya, maka manusia
harus: pertama adalah bertaqwa (takut kepada Allah) dan yang kedua adalah
bersabar.
Macam-macam Sabar
1. Sabar ketika mendapatkan musibah
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi
wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami
kembali” (QS Al-Baqarah: 155-156).
2. Sabar ketika marah
“Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali
kepada orang-orang yang sabar (menahan marah) dan tidak dianugerahkan kecuali
kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar” (QS Fushshilat:
35).
3. Sabar ketika mendapat atau luput dari nikmat
“Dan Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian (rahmat itu)
Kami cabut kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterimakasih.
Dan jika Kami berikan kebahagiaan kepadanya setelah ditimpa bencana yang
menimpanya, niscaya dia akan berkata, ‘Telah hilang bencana itu dariku’.
Sesungguhnya dia (merasa) sangat gembira dan bangga, kecuali orang-orang yang
sabar dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang
besar” (QS Hud 9-11).
Dan firman-Nya
“Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu,
dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu” (QS
Al-Hadid: 23).
*Dikutip dari buku Tazkiyatun Nafs karya
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
0 Komentar untuk "S A B A R"