Dalam upaya menumbuhkan gairah anak menghafal al-Qur’an orang tua wajib terlebih dahulu menumbuhkan kecintaan anak terhadap al-Qur’an. Rumah menjadi “madrasatul ‘ula” dan orang tua memiliki peran utama dalam memberikan teladan yang baik. Orang tua wajib menampakkan kecintaan kepada al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, sehingga anak termotivasi terus menerus dalam menghafal dan memahami al-Qur’an.
Perlu diketahui, bahwa secara fitrah, orangtua mencintai anak-anak
mereka, namun tidak demikian dengan anak-anak. Sebab naluri kasih sayang mereka
kebanyakan hanya merupakan respons dari sesuatu yang diberikan oleh
orangtuanya. Untuk itu, ketika kita sebagai orangtua menginginkan rasa cinta
terhadap al-Qur’an tumbuh dalam diri anak-anak kita, maka buatlah mereka
mencintai kita sepenuhnya. Ketika kita mencintai al-Qur’an dan anak-anak
melihat dengan jelas bahwa cinta kita yang mendalam pada Kitabullah, maka
merekapun akan ikut mencintai al-Qur’an pula.
Orangtua selaku pendidik perlu mengenal dengan jelas karakteristik
dari setiap anak. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda, baik dalam hal
daya tangkap maupun daya ingat. Beberapa anak memiliki kemampuan daya tangkap
yang baik tetapi memerlukan tenaga ekstra untuk mengasah daya ingatnya. Atau
sebaliknya. Kadang ditemukan yang memiliki keistimewaan kuat dalam kedua hal
tersebut. Semua ini adalah anugerah yang diberikan Allah SWT kepada setiap
hamba-Nya. Yakinlah setiap manusia memilki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Tinggal kita yang harus pandai-pandai mengelola kemampuan yang
Allah SWT anugerahkan kepada anak-anak kita.
Di antara hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Ada sebagian anak yang senang dengan mendengarkan, ada juga yang membaca langsung dengan mushaf, atau hanya senang ketika melihat saja. Kita bisa menentukan metode yang tepat bagi masing-masing anak dalam menghafal al-Qur’an.
- Memperhatikan daya konsentrasi anak. Pada umumnya ketahanan konsentrasi seorang anak hanya beberapa menit, bisa dihitung dari umurnya masing-masing ditambah 2 menit. Misalnya, anak berusia 6 tahun tidak mampu berkonsentrasi dalam waktu lebih dari 6 hingga 8 menit saja. Sehingga lebih dari itu perlu sesekali istirahat atau berpindah ke aktivitas lain untuk kemudian melanjutkan kembali menghafal.
- Meningkatkan konsentrasi anak dengan jalan memenuhi kebutuhan jasmani anak dengan makanan yang bergizi, mengatur waktu istirahat anak dengan baik, menjauhkan anak dari program televise terutama film-film kartun yang dapat membuyarkan konsentrasi, serta memberikan motivasi kepada anak. Umumnya untuk anak yang masih kecil, motivasi berupa materil seperti hadiah atas prestasinya menghafal al-Qur’an akan lebih mengena, karena anak akan merasa segera memetik hasil dari jerih payahnya.
- Memilih waktu yang tepat, yaitu ketika anak dalam keadaan fresh, baik pagi, siang atau petang.
Orang tua bahkan dapat mulai menumbuhkan kecintaan anak kepada
al-Qur’an sejak anak berusia 2 tahun. Orangtua yang biasa berinteraksi dengan
al-Qur’an, ketika anaknya melihat secara otomatis kecintaan orangtua kepada
al-Qur’an akan dirasakan oleh anak tanpa harus bersusah payah. Dan ketika anak
merasa terganggu dengan kesibukan orangtuanya membaca al-Qur’an sehingga merasa
tidak diperhatikan, orangtua perlu mendekati dan mendekapnya kemudian memintanya
untuk mencium mushaf sehingga timbul rasa cintanya pada al-Qur’an.
Kepada anak yang berusia 3-5 tahun bisa mulai menceritakan
kisah-kisah yang ada dalam al-Qur’an. Sementara untuk anak usia 6-13 tahun
sudah bisa diberikan lembar evaluasi untuk diberikan reward jika anak telah
mencapai target hafalannya. Hal ini bertujuan agar anak lebih terpacu dalam
menghafal dan memahami al-Qur’an.
Sementara kepada anak yang sudah usia remaja harus lebih ditekankan
keutamaan para penghafal al-Qur’an.
Sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah
orang yang mempelajari al-Qur’an kemudian mengajarkannya” (THR Bukhari)
Firman Allah SWT, “Dan apabila kamu membaca al-Qur’an niscaya Kami
adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat,
suatu dinding yang tertutup, dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan
sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila
kamu menyebut Rabbmu saja dalam al-Qur’an, niscaya mereka berpaling ke belakang
karena bencinya” (TQS Al-Isra:45-46)
Dari Abu Umamah Al-Bahili dia berkata, “Saya pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda, ‘Bacalah al-Qur’an karena sesungguhnya kelak pada hari
kiamat dia akan datang untuk member syafaat kepada orang-orang yang membacanya’”
Dari Anas ra, dia mengatakan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
Allah mempunyai kekasih dari kalangan manusia. Kemudian ditanyakan kepada
beliau, ‘Siapakah kekasih Allah dari bangsa manusia tersebut?’ Rasulullah
menjawab, “Ahlul Qur’an adalah kekasih Allah dan orang kesayangan-Nya”.
Abu Hurairah ra meriwayatkan dari Rasulullah SAW, “Al-Qur’an akan
datang pada hari kiamat, kemudian ia berseru, ‘Wahai Rabbku, kenakanlah padanya
(orang yang selalu membaca al-Qur’an) perhiasan”, maka dipakaikanlah kepadanya
mahkota kemuliaan. Kemudian ia berkata lagi, “Wahai Rabbku, tambahkanlah
untuknya”, maka dipakaikanlah padanya jubah kemuliaan. Kemudian ia berkata
lagi, “Wahai Rabbku, ridhailah dia”, kemudian Allah pun ridha kepadanya, lalu
dikatakan kepada orang tersebut, “Bacalah, dan naiklah (ke surga)” dan akan
ditambahkan pada setiap ayat satu kebaikan”.
Dari buku Langkah Mudah Menggairahkan Anak Hafal Al-Qur'an, karya Dr. Sa'ad Riyadh
0 Komentar untuk "Peran Orangtua dalam Menumbuhkan Gairah Anak Menghafal Al-Qur’an"